Saturday, January 6, 2024

Hai, Mas!

 Hai, Mas!


Aku baik-baik saja. 

Mungkin itu adalah ucapan pertama ketika aku bisa bertemu kembali dengan kamu, Mas. Sudah 2 tahun 2 bulan, aku kehilangan sosok kakak laki-laki. Walaupun hanya sepupu bukan kakak kandung, tapi aku merasakan kalau aku punya kakak. Dia sangat menjaga adik-adiknya, baik itu adik kandung ataupun adik sepupu. Dia adalah penghangat keluarga. 

Aku adalah anak perempuan pertama, teman-temanku kebanyakan anak tengah atau anak terakhir. Yang artinya mereka mempunyai sosok kakak. 

Aku kadang cemburu dengan mereka yang mempunyai sosok kakak, kenapa aku ga punya kakak? aku juga pengin ngerasain berantem sama kakak, kenapa aku anak pertama?

Ternyata, aku baru menyadari aku mempunyai kakak banyak. Sosok para kakak sepupu yang menjaga adik-adiknya seperti adik kandungnya. Senangnya aku. Dari sekian banyak kakak, ada satu yang sangat dekat denganku. Aku adalah cucu ketiga di keluarga besarku, sedangkan Masku cucu kedua di keluarga besar. Jarak kita 6 tahun, jadi ketika aku lahir, rasa sepi Masku terobati. Core memory kecilku dengan Masku memang hampir tidak ada, aku tidak ingat sama sekali. Tapi ketika aku sudah SMA, hampir setiap aktivitasku pasti ada dia. Aku sudah sangat dekat, setiap proses pendewasaanku selalu ada sosok dia yang menuntunku. Sepertinya tidak ada hal yang tidak aku ceritakan ke dia, mungkin ibaratnya orang tuaku saja tidak tahu, tapi dia tahu. Begitu dekatnya aku dengan Mamas, sampai temenku mengira aku mempunyai sosok Kakak. 

Tapi ternyata tidak selamanya aku akan ditemani, dituntun oleh Mamas. Tanggal 20 Oktober 2021, Mamasku dijemput Tuhan. Ternyata Tuhan sudah rindu dan ingin bertemu dengan Mamas. Sejak saat itu, aku benar-benar menjalankan semuanya sendiri. Tidak ada yang menemani, tidak ada menuntun lagi. Adikku masih terlalu kecil untuk mendengarkan cerita orang dewasa. 


Hai, Mas!

Mas, aku baik-baik saja. Walaupun kalau sedikit mengingat, aku ga bisa ga nangis. Maafkan.

Mas, aku sekarang menjadi orang yang sangat sensitif. Kalau ada memory tentang kamu bahkan sekedar lirik lagu, aku bisa langsung banjir air mata. Padahal kamu tahu, aku bukan orang yang gampang banget nangis. 

Aku tahu, kamu selalu membanggakan adik-adikmu ke semua temanmu. Termasuk aku. Padahal Mas, pencapaianku baru sedikit. Betapa bangganya aku, semua dirayakan ketika masih ada kamu. Sekarang pun masih, tapi rasanya selalu kurang. 

Kamu yang menjadi obat penguat setelah orang tuaku, menjadi kompas ketika aku kehilangan arah. Beruntungnya aku, punya kakak sepupu rasa kakak kandung. 

Cita-cita melihat pernikahan satu sama lain juga sudah pupus. Tapi tenang Mas, aku ga akan bucin ke cowok kalau cowok itu belum serius datang ke rumah izin ke Bapak. 

Ohya Mas, aku berhasil melawan keraguan untuk ekstensi study ku. Akhirnya aku melanjutkan S1.
Semoga aku selalu bisa menjadi adik kebanggaanmu, Mas. 

I miss u so much. Ily <3. 


Anak perempuan pertama mungkin akan relate dengan cerita dan suratku. Berapa ingin untuk mempunyai sosok kakak. Tapi gapapa, kalian hebat. Kalian akan menjadi kakak yang hebat, yang keren untuk adik-adik. 





1 comment: